Ambisi atau Ambisius?




Ambisi atau impian, semua orang punya. Hanya saja, tidak semua orang menjadi ambisius.
Ambisi, bahayanya, bisa menjadikan kita ambisius tanpa kesadaran akan siapa diri yang sebenarnya, dan apa yang sesungguhnya kita cari, dan apa tujuan kita dalam hidup kita.
Seperti kisah seorang pria yang ingin kaya ini.

Suatu kali seorang tuan tanah berkata padanya, " Seberapa banyak kamu ingin jadi kaya?" Pria itu menjawab, "Ingin sekaya dirimu!". "Kelilingilah tanah ini, semakin jauh kamu berlari, maka seluas itulah, tanah yang akan aku beri padamu!".
Pria itu mulai berlari, kian lama kian jauh, dan kian berat nafasnya. Dia bisa berhenti dan menyerah, tapi semakin ingin lebih banyak tanah yang ia dapat, ia paksakan jantung dan tubuhnya berlari terus.
Akhirnya dia berhenti dan seketika itulah, dia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dia memang dapat tanah, tapi tanah, dua kali satu meter - sebagai tempat pemakamannya.


Tidaklah salah mempunyai impian, dan mengejar impian. Tapi, mimpi macam apa yang ingin kita raih? Karena sesungguhnya apapun yang dapat kita capai - uang, kekayaan, harta, mobil, rumah, kecantikan, kepintaran, gelar dan kedudukan – tidak akan pernah memuaskan kita. Seperti kata-kata Santo Agustinus yang terkenal, kesimpulan dari pengalaman hidupnya: “You have made us for yourself, O Lord, and our hearts are restless until they rest in you” -  ”Tuhan, Engkau telah menciptakan kami untuk Dirimu, dan hati kami tidak akan mempunyai perhentian sampai sampai mendapatkannya dalam Engkau”

Atau seperti kata-kata Santo Miguel Cordero-Munoz (1854–1910),  “HATI ini sesungguhnya KAYA bila puas, dan hati ini selalu puas lega ketika hasratnya melekat pada Allah”




Comments

Popular Posts